PENYU

 





KLASIFIKASI ILMIAH Penyu tergolong dalam Filum Chordata, Kelas Reptilia (Sauropsida), termasuk bangsa (ordo) Testudinata (Testudines). Penyu hijau, penyu sisik, penyu tempayan, dan penyu kembang tergolong suku (famili) Cheloniidae; sedangkan penyu belimbing termasuk suku Dermochelyidae. Nama ilmiah penyu hijau Chelonia mydas, penyu sisik Eretmochelys imbricata, penyu tempayan Caretta caretta, penyu kembang Lepidochelys olivacea, dan penyu belimbing Dermochelys coriacea.

MORFOLOGI Bentuk tubuh penyu mirip kura-kura dengan keempat tungkainya menyerupai sirip. Tubuh penyu dilindungi oleh tempurung (karapas) pada bagian atas dan oleh plastron pada bagian bawah. Kaki-kakinya yang telah beradaptasi ke bentuk menyerupai dayung, dipakai sebagai alat gerak di dalam air. Tidak seluruh kepala dan lehernya bisa dimasukkan ke dalam karapas.

UKURAN Penyu memiliki ukuran dan bobot yang beragam. Penyu terkecil dimiliki oleh spesies penyu kembang dengan panjang tubuh mencapai 1 m dan bobot sekitar 45 kg. Sedangkan penyu terbesar dimiliki oleh spesies penyu belimbing dengan panjang tubuh mencapai 2,4 m dan bobot sekitar 900 kg.

PERILAKU Bangsa penyu termasuk penyelam yang tangguh, meskipun bernapas dengan paru-paru, karena penyu mampu menghirup oksigen dari dalam air. Sebaliknya, binatang ini canggung untuk berjalan di darat. Penyu betina membuat sarang dengan menggali lubang di pantai yang berpasir untuk menyimpan telurnya. Setelah bertelur, sang induk kembali masuk ke air dan meninggalkan telur-telurnya. Lintasan jalan penyu betina saat menuju ke darat berbeda dengan lintasan jalan meniggalkan daratan.

HABITAT Pada umumnya, penyu menyukai bagian laut yang lebih panas dan dekat dengan pantai. Penyu bermigrasi dari pulau satu ke pulau lain, karena hampir seluruhnya siklus penyu di hidupkan di lautan lepas, mengarungi samudra dan melintasi batas teritorial negara.

MAKANAN Kebanyakan penyu bersifat omnivor, meskipun ada juga beberapa jenis yang bersifat herbivor dan karnivor. Pakan penyu berupa berbagai binatang laut kecil, seperti ubur-ubur, ikan kecil, cumi-cumi, kerang, remis, dan terumbu karang. Penyu juga sering memakan tumbuhan laut seperti rumput laut.

PERKEMBANGBIAKAN Musim bertelur penyu terjadi sepanjang tahun, dan tiap penyu akan bertelur sekitar 6 – 7 kali setiap tahunnya, dengan interval masa peneluran selama 12 – 14 hari. Meskipun demikian, dalam musim-musim tertentu, biasanya selama 2 – 5 bulan dalam setahunnya terjadi produksi telur yang berlimpah. Telur penyu berwarna putih dengan ukuran sebesar bola pingpong dan berkerabang lembek. Jumlahnya tiap kali peneluran barvariasi, namun dapat mencapai lebih dari 100 butir. Selesai mengeluarkan telur yang terakhir, lubang telur ditutupnya Kembali dengan pasir sambil agak dipadatkan oleh kaki belakangnya. Lalu dengan menggerakkan kaki depan, penyu menimbun lubang badannya sampai tidak tampak bekasnya. Di Indonesia, produksi telur penyu yang paling berlimpah terjadi pada musim kemarau, yaitu antara Juli dan Oktober. Telur penyu dapat menetas tanpa dierami induknya, hanya dengan bantuan sinar matahari. Telur penyu sering menetas setelah diletakkan dalam sarang selama lebih kurang 50 hari. Telur-telur yang menetas ditandai dengan mulai keluarnya anakan penyu (tukik) dari permukaan pasir yang menutupi lubang sarang. Tukik keluar dari sarangnya secara serentak dan selanjutnya berjalan ke laut untuk melanjutkan kehidupannya sampai menjadi dewasa. Umur dewasa penyu dicapai setelah 6 – 7 tahun.

Comments

Popular posts from this blog

BATU SIPUT

ISTANA RAJA ROKAN

ALAT TRANSPORTASI AIR